Rabu, 1 April 2015

Pulau Gas Beracun Miyakejima

Pepatah mengatakan: Lebih baik hujan batu dinegeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang, menemukan makna sebenarnya di Miyakejima, sebuah pulau kecil yang terletak di Jepang tenggara. Meskipun tingginya tingkat aktivitas vulkanik yang menyebabkan gas beracun bocor dari bumi yang memaksa 3.600 warga pulau untuk dievakuasi pada tahun 2000, warga tidak pergi jauh. Dan mereka kembali ke pulau meski gas beracun masih seringkali mengancam.



Terletak di atas rantai gunung berapi, Miyakejima adalah sebuah pusat untuk aktivitas gunung berapi. Untuk abad yang lalu, gunung berapi meletus enam kali. Yang terburuk adalah yang terjadi pada bulan Juni 2000 ketika, setelah interval istirahat selama 17 tahun, Gunung Oyama di pulau Miyakejima meletus. Letusan tersebut didahului dengan 17.500 gempa bumi, yang melanda pulau itu antara 26 Juni dan 21 Juli.

Selama serangan dari letusan dan gempa bumi, Miyakejima diselimuti abu vulkanik yang tingginya mencapai 10 mil, aliran piroklastik, hujan abu berat bersama runtuhnya kawah. Bencana ini juga menyebabkan tingginya tingkat sulfur dioksida beracun yang keluar melalui tanah, membuat 20% dari daratan pulau itu tak dapat dihuni. Setelah tiga bulan, pemerintah mengambil tindakan dan memaksa evakuasi massal pada bulan September.


Selama lima tahun, Miyakejima dinyatakan terlarang, Miyakejima menjadi pulau tandus menyerupai dunia pasca-kiamat: semua pohon mati, mobil berkarat, dan bangunan-bangunan ditinggalkan. Selama dua tahun setelah letusan, Gunung Oyama terus memancarkan 10.000 sampai 20.000 ton gas belerang dioksida dari puncaknya. Perlahan-lahan larangan ke pulau itu mulai dicabut, dan pada tahun 2005, warga diizinkan untuk kembali ke rumah mereka.

Meskipun beberapa memilih untuk tetap tinggal di tempat relokasi mereka di Tokyo, sekitar 2.800 orang memilih untuk kembali, meskipun mereka diharuskan memakai masker gas terutama saat menerima peringatan mengerikan tentang gas beracun yang seringkali masih merembes melalui tanah. Meskipun pulau kembali dihuni, hampir sepertiga dari Miyakejima tetap terlarang dan pemerintah melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dan memberlakukan batasan umur di daerah tertentu.

Meskipun bahaya masih mengancam, Miyakejima menjadi daya tarik wisatawan dan banyak yang berkunjung ke pulau tersebut. Masker gas sekali pakai pun dijual di stasiun feri dan toko-toko lokal. Kehancuran vulkanik ternyata juga menjadi penarik uang, dengan adanya tur melihat-lihat rumah-rumah yang ditinggalkan, bangkai-bangkai kendaraan dan sekolah-sekolah yang setengah hancur oleh lava, serta pemandian air panas.






Baca Juga:







Sumber: AllThatIsInteresting.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan