Rabu, 30 September 2015

Fenomena Misterius Pembungaan Bambu

Bambu adalah tanaman yang tumbuh tercepat di Bumi. Sebuah bambu yang khas tumbuh sebanyak 10 sentimeter dalam satu hari. Spesies tertentu tumbuh sampai satu meter selama periode yang sama, atau sekitar 1 milimeter setiap 2 menit. Anda benar-benar dapat melihat tanaman itu tumbuh di depan mata Anda. Sebagian besar spesies bambu mencapai kematangan hanya dalam 5 sampai 8 tahun. Bandingkan dengan kayu keras populer lainnya yang nyaris tidak tumbuh satu inci dalam seminggu. Pohon seperti oak, dapat memakan waktu hingga 120 tahun untuk mencapai kematangan. Tapi dalam hal berbunga, bambu mungkin adalah salah satu tanaman yang paling lambat di dunia.



Berbunganya bambu merupakan fenomena menarik, karena merupakan kejadian yang unik dan sangat langka di kerajaan tumbuhan. Kebanyakan bambu berbunga sekali setiap 60-130 tahun. Interval berbunganya yang lama hingga kini tetap merupakan misteri bagi banyak ahli botani.

Pembungaan massal yang paling lama periodenya adalah bambu dari spesies Phyllostachys bambusoides. Spesies ini menunjukkan perilaku aneh lainnya - mereka semua berbunga pada saat yang sama, di seluruh dunia, terlepas dari lokasi geografis dan iklim, sepanjang mereka berasal dari pohon induk yang sama. Kebanyakan bambu adalah seperti itu - mereka adalah 'divisi' yang diambil dari pohon induk yang sama di suatu titik. Divisi ini kemudian dibagi lagi dari waktu ke waktu dan dibagi ke seluruh dunia. Meskipun divisi-divisi sekarang berada di lokasi yang berbeda secara geografis, mereka masih membawa genetik yang sama. Jadi, ketika tanaman bambu katakanlah, di Amerika Utara berbunga, tanaman yang sama di Asia akan melakukan hal yang sama di sekitar waktu yang sama. Seolah-olah masing-masing tanaman membawa jam internal yang berdetak sampai alarm berbunyi bersamaan. Fenomena berbunga massal ini disebut gregarius flowering (berbunga berkelompok).

Bambu berbunga di musim semi di taman di Roskilde, Denmark

Menurut salah satu hipotesis, evolusi dari pembungaan massal ini adalah untuk "mengenyangkan" predator, di mana pembungaan dan pembuahan dalam waktu yang bersamaan akan meningkatkan ketahanan populasi benih mereka dengan membanjiri area dengan buah sehingga predator akan memakan yang mereka butuhkan dan lalu meninggalkan biji-bijian yang tersisa untuk tumbuh menjadi tanaman baru. Dengan memiliki siklus berbunga lebih lama dari umur predator, yaitu tikus, bambu dapat mengatur populasi hewan dengan menyebabkan kelaparan selama periode antara peristiwa berbunga. Hipotesis ini masih tidak menjelaskan mengapa siklus berbunga adalah 10 kali lebih lama dari umur tikus lokal.

Bunga bambu dan buah.

Setelah spesies bambu telah mencapai harapan hidupnya, telah berbunga dan menghasilkan biji, tanaman akan mati, memusnahkan seluruh petak hutan selama beberapa periode tahun. Satu teori adalah bahwa produksi benih membutuhkan sejumlah besar energi yang menekan tanaman bambu sedemikian rupa sehingga mereka mati. Teori lain menunjukkan bahwa tanaman ibu mati untuk menyediakan ruang bagi bibit bambu.

Peristiwa berbunga massal juga menarik predator, terutama tikus. Ketersediaan buah yang tiba-tiba dalam jumlah besar di hutan mendatangkan puluhan juta tikus lapar yang memakan, tumbuh dan berkembang biak pada tingkat yang mengkhawatirkan. Setelah mereka melahap buah bambu, tikus-tikus mulai mengkonsumsi tanaman pangan lain - baik yang disimpan maupun yang masih di ladang. Oleh karenanya, peristiwa berbunganya bambu hampir selalu diikuti oleh kelaparan dan penyakit di desa-desa di dekatnya. Di timur laut negara bagian India, Mizoram, peristiwa menyeramkan, terjadi hampir setiap 48 sampai 50 tahun, ketika spesies bambu Melocanna baccifera berbunga dan berbuah. Fenomena ini terakhir terjadi pada tahun 2006 hingga 2008, dikenal dalam bahasa lokal sebagai Mautam atau "kematian bambu."

Seekor tikus hitam sedang memakan jagung di sebuah ladang dekat desa Zamuang di timur laut Mizoram

Spesies bambu Fargesia nitida, berbunga tiap 120 tahun sekali

Bambu yang sedang berbunga


Baca Juga:







Source: hiddenunseen.blogspot.com

Fenomena Laut, Sungai dan Danau yang Menjadi Merah Darah

Banyak badan-badan air dipenjuru dunia yang dilaporkan berubah menjadi merah telah memicu opini orang bahwa Akhir Zaman telah dekat. Dari laut hingga sungai, banyak badan air yang tampaknya menjadi merah dalam semalam. Dengan gambar-gambar yang menakjubkan dan banyak dari peristiwa tersebut dilaporkan terjadi di tahun 2012, semakin membuat heboh isu kiamat yang telah muncul di tahun itu. Namun, Seperti yang kita ketahui, kiamat tidak terjadi di tahun 2012! Ada penjelasan lain selain tanda akan datang kiamat yang menjelaskan fenomena-fenomena badan air berwarna darah tersebut.

Dibawah ini beberapa berita mengenai badan-badan air yang berubah merah yang AMJG kumpulkan dari internet.




LAUT YANG MEMERAH


Laut di Pantai Bondi, Australia

Peristiwa yang tampaknya aneh ini menyebabkan penutupan sementara pantai Bondi di Sydney Australia. Air laut di pantai secara perlahan tapi pasti berubah menjadi memerah di suatu hari di akhir bulan november 2012. Wisatawan terkejut dan takut karena mengira warna merah itu adalah darah dari serangan hiu, tapi tidak ada serangan hiu yang terjadi saat itu.

Peristiwa laut yang memerah itu sebenarnya adalah sebuah fenomena alam yang sudah dikenal. Fenomena alam ini disebabkan oleh alga, organisme kecil seperti tanaman yang berkembang dalam kelompok besar, yang dapat muncul dalam berbagai warna. Alga dapat mengalami ledakan populasi (blooming) yang spektakuler.


Alga yang dikenal sebagai Dinoflagellata itu tidak memiliki efek toksik tetapi orang-orang masih disarankan untuk menghindari berenang di daerah dengan air berubah warna karena ganggang, dapat mengandung amonia yang tinggi, yang bisa menyebabkan iritasi kulit.

Kantor Air New South Wales (NSW) telah melakukan serangkaian tes untuk menemukan apa yang menyebabkan ledakan populasi alga tersebut. Satu teori adalah bahwa hal itu disebabkan oleh aliran air dingin yang kaya nutrisi. Seorang juru bicara mengatakan bahwa blooming alga di laut yang kadang-kadang disebut sebagai 'pasang merah', lebih umum terjadi sekitar musim semi dan musim gugur ketika suhu air meningkat dan ada pergerakan yang lebih besar dalam arus laut. Sejumlah besar ikan diyakini telah tewas karenanya.




Laut Azov Rusia

Pada pertengahan Juli tahun 2012 warga di sekitar perairan Laut Azov juga terkejut dan bingung melihat air laut dekat dengan desa Berdyansk berubah menjadi merah darah. Penduduk desa segera menduga itu disebabkan oleh polusi besar dari pabrik-pabrik di dekatnya. Sedangkan penduduk setempat yang lebih tua memperingatkan bahwa itu mungkin sebuah pertanda akan peristiwa buruk akan datang. Namun para ilmuwan mengatakan bahwa alasan yang paling mungkin untuk warna laut merah darah adalah alga yang tidak berbahaya bagi manusia. Para peneliti menjelaskan bahwa warna merah terang dari laut adalah hasil dari naiknya suhu, yang menyebabkan mekar ganggang coklat. Angin barat daya menyapu alga mekar lebih dekat ke pantai.




Laut di Shenzhen, Guangdong, China

Pada akhir November 2014, fenomena laut yang memerah juga terjadi Shenzhen, Provinsi Guangdong China. yang memicu kepanikan di pantai Cina. Penduduk desa ketakutan saat mereka bangun di hari itu, dan menemukan laut telah berubah merah dalam semalam. Beberapa penduduk desa awalnya mengira ada perenang yang telah dibunuh oleh hiu atau mungkin, Hari Kiamat tiba.


Tapi penyebab sebenarnya adalah ledakan populasi alga yang merubah warna laut menjadi merah tua atau coklat gelap ketika mereka bereproduksi di satu daerah dalam jumlah besar.Baca juga mengenai pantai merah panjin disini




Laut di Pulau Tonga

Penduduk di pulau Tonga di Pasifik juga terkejut melihat air laut di pantai mereka berubah memerah di awal januari 2015. Peristiwa ini sama dengan yang terjadi di australia diatas yaitu fenomena Pasang Merah yang adalah ledakan populasi alga dinoflagellata. Namun pemicunya berbeda dengan yang di australia, pasang merah di Tonga ini dipicu oleh letusan gunung berapi bawah laut Hunga Ha'apai.


Sebuah blooming alga terjadi ketika ada peningkatan mendadak dalam jumlah ganggang di dalam air karena naiknya tingkat nitrogen dan fosfor. Nah, kenaikan ini dapat disebabkan oleh letusan gunung bawah laut. Biasanya, ini menyebabkan air berubah menjadi hijau, tetapi efeknya juga menyebabkan warna merah dan kuning. Secara khusus, mekar dari ganggang dinoflagellata menyebabkan air berubah menjadi berwarna merah darah.




Laut di Maluku Tengah, Indonesia

Warga Pulau Ai, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, juga pernah digegerkan dengan fenomena perubahan warna air laut di kawasan tersebut, pada pertengahan Juni 2015 lalu. Warga geger dan panik lantaran air laut di wilayah tersebut tiba-tiba saja berubah menjadi merah.

Kondisi ini membuat warga yang umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan itu enggan melaut seperti biasanya. Warga mengaku memilih tidak melaut karena takut terjadi sesuatu. Fenomena itu pun menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat yang mendiami pulau kecil di gugusan Kepulauan Banda itu. Warga beranggapan, air laut yang tiba-tiba berubah seperti darah itu pertanda bahwa sesuatu akan terjadi.

Red Tide
Namun sebenarnya fenomena itu adalah fenomena red tide atau pasang merah. Red tide merupakan perubahan air laut menjadi merah yang disebabkan oleh ledakan populasi alga merah, jenis alga yang sel-selnya kaya pigmen phycoerythrin.

Jika jumlahnya sedikit, tidak akan kelihatan merah. Tapi, ketika terjadi blooming yang dalam 1 ml bisa berisi ribuan-jutaan sel, maka akan sangat jelas terlihat dengan mata telanjang.


Penyebab ledakan populasi alga bisa beragam, mulai dari melimpahnya nutrien di laut atau yang disebut eutrofikasi hingga pemanasan global. Suhu air laut yang meningkat akibat pemanasan global memicu peningkatan metabolisme sel alga. Akibatnya, kecepatan pembelahan atau reproduksi alga juga meningkat.

Jika ganggang atau alga sudah membelah cepat, maka akan mendominasi dan perairan 'berubah' menjadi merah, atau hijau, coklat, atau lainnya.

Ledakan populasi alga dalam kondisi tertentu, memang bisa memicu bencana bagi perikanan dan nelayan. Alga dalam jumlah besar akan membuat stok oksigen di perairan berkurang. Dampaknya, banyak ikan akan mati.

Blooming bisa terjadi pada alga jenis apa pun. Kadang, alga yang mengalami blooming adalah jenis yang beracun dan tidak mengakibatkan perubahan warna menjadi merah. Bila ini terjadi maka racun dari alga bisa meracuni biota laut lain, bahkan membunuh manusia. Salah satu cara mengatasi blooming alga beracun adalah dengan menebar serbuk kimia untuk menekan pertumbuhannya. Namun, cara itu tak ramah dan hanya memindahkan masalah ke dasar laut.


Baca juga laut yang memerah karena pembantaian hiu disini

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

SUNGAI YANG MEMERAH



Sungai di Beirut, Libanon

Hal senada juga pernah menimpa Sungai Beirut (Nahr Bayrut) di Lebanon pertengahan Februari 2012. Sungai secara misterius berubah warna jadi merah darah setelah aliran cairan merah tak dikenal mulai mengalir dari tepian selatan Sungai Furn al-Shubbak. Air merah itu lalu mengalir ke Laut Mediterania, hingga warnanya memudar.

Saksi mata yang bekerja di area dekat sungai mengatakan, peristiwa itu bukan kali pertamanya. Kira-kira terjadi tiap 2 bulan tanpa ada yang memperhatikan. Namun, kali itu, karena intensitas warna merah yang kuat, fenomena itu menarik perhatian banyak orang. Jadi heboh.

Menteri Lingkungan Nazem Khoury menduga, sumber air merah itu kemungkinan adalah limbah pabrik, termasuk pabrik cat yang ada di kota Hazmieh atau Baabda .




Sungai Yangtze, China

Fenomena aneh juga terjadi di aliran Sungai Yangtze, sungai terpanjang di China. Airnya tiba-tiba berubah merah serupa warna jus tomat, jika dianggap terlalu berlebihan jika disamakan dengan darah.

Penduduk barat daya Kota Chongqing kali pertama menjumpai keanehan pada sungai yang dijuluki "jalur air emas" itu pada 6 September 2012. Air berwarna merah terang itu tak hanya terkonsentrasi di sekitar Chongqing, pusat industri terbesar di barat daya China, tetapi juga di sejumlah titik lain di sepanjang sungai.


Pejabat lingkungan menduga, warna air menjadi merah disebabkan limbah industri. Atau mungkin disebabkan lumpur merah yang terbawa oleh banjir di hulu. Air yang berubah warna menjadi merah dengan cepat pernah terjadi di masa lalu. yaitu akibat orang membuang limbah pewarna ke dalam sungai.

Limbah pewarna sebelumnya juga menjelaskan mengapa aliran air sungai di Jian, China berubah merah tua Desember 2011. Para penyelidik menelusuri jejak warga hingga mengarah ke pabrik kimia ilegal yang memproduksi pewarna merah untuk pembungkus kembang api.




Sungai di Kota Myjava, Slovakia

Di pagi hari awal bulan desember 2013, warga kota Myjava, Slovakia, dekat perbatasan Republik Ceko, terkejut melihat sungai di kota mereka berubah menjadi merah. Tak hanya warnanya yang terlihat mengerikan. Sungai itu berubah drastis hanya dalam semalam. Kabar pun menyebar luas dari mulut ke mulut. Rumor dan spekulasi berhembus di kota kecil yang biasanya tenang itu.

Namun kepolisian kota itu mendugabahwa penyebab berubahnya warna air sungai itu berasal dari saluran pembuangan yang berada di wilayah yang lebih hulu.




Sungai di Bontang Kaltim, Indonesia

Di Bulan Februari 2014 Masyarakat Kota Bontang digemparkan dengan fenomena memerahnya warna air sungai di Tanjung laut, Bontang Selatan, Kalimantan Timur (Kaltim). Sebagian warga ada yang ketakutan, sebagian lagi malah mengambilnya untuk dijadikan azimat.

Dilaporkan bahwa sejak pagi, warna air sungai menuju laut itu sudah berubah menjadi oranye. Semakin siang, warnanya semakin pekat atau persis seperti darah. Warnanya makin terlihat waktu air pasang. Banyak yang mengira air itu limbah dari perusahaan-perusahaan besar yang ada di Bontang. Tapi ada juga yang mengira air sungai berubah merah tanpa bau itu adalah tanda-tanda mau kiamat

Hasil penyelidikan Polresta Kota Bontang akhirnya menguak bahwa merahnya air sungai di sekitar Tanjung Laut, Kota Bontang, berasal dari limbah pencucian drum bekas pewarna pupuk.




Sungai di Zhejiang, China

Pada akhir bulan Juli 2014, penduduk desa Xinmeizhou di propinsi Zhejiang, China, dibuat heran melihat sungai di desa mereka berubah menjadi merah gelap, dan berbau aneh. Mekipun banyak penduduk yang tak tahu mengapa air sungai mereka berwarna merah seperti itu, namun pemerintah

Cina mengatakan ada penjelasan sederhana untuk peristiwa tersebut. Badan Perlindungan Lingkungan Wenzhou mengatakan hasil tes menunjukkan bahwa air sungai tersebut berubah merah karena ilegal dumping, dari pewarna buatan yang kemungkinan berasal dari industri pakaian.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


DANAU YANG MEMERAH



Danau di Texas Barat Amerika Serikat

Sebuah danau di Texas Barat, Amerika Serikat berubah warna menjadi merah darah di musim panas 2011. Waduk OC Fisher di San Angelo State Park, yang sebelumnya populer sebagai tempat memancing dan rekreasi, mengering, meninggalkan debit air dalam jumlah yang stagnan, dipenuhi ikan mati. Warnanya berubah menjadi merah buram. Mirip warna darah.

Untuk orang-orang yang meyakini kiamat sebentar lagi, berpendapat, fenomena di OC Fisher adalah pertanda akhir dunia.

Namun pejabat yang mengurusi taman margasatwa membantahnya. Menurut mereka, warna darah dikarenakan bakteri Chromatiaceae yang berkembang dalam air yang kehilangan oksigen, dan tak ada kaitan dengan kiamat."

Musim panas saat itu, Texas memang mengalami kekeringan luar biasa, sekitar 75 persen wilayah ini mengalami kemarau parah, demikian menurut data Badan nasional Mitigasi Kekeringan




Danau di Camargue, Perancis

Pada pandangan pertama, mungkin terlihat seperti tanda kiamat - tapi para ilmuwan mengatakan danau yang berubah warna menjadi merah darah di Perancis selatan sebenarnya fenomena alam.

Camargue, Perancis adalah sebuah delta sungai di mana sungai Rhône bertemu dengan laut. Daerah yang indah ini adalah rumah bagi banyak dataran garam, dan konsentrasi garam ini yang kadang-kadang akan merubah warna air yang biasanya biru menjadi merah. Baca juga mengenai danau di Turki yang memerah saat musim panas disini




Danau Vui di Ambae Vanuatu

Pada Bulan Mei 2006 penduduk desa di Ambae, salah satu pulau yang membentuk negara Pasifik Vanuatu, membuat penemuan mengejutkan. Air danau kawah yang bertengger diatas sebuah gunung berapi aktif setinggi 1.500 meter, yang sebelumnya berwarna toska, tiba-tiba berubah merah terang.

Tidak ada yang tahu kapan tepatnya danau itu berubah merah, tapi penduduk desa mengetahui perubahan warna pada 21 Mei dan melaporkan penemuan mereka tiga hari kemudian.

 Danau Vui sebelum berubah merah

Penduduk desa tidak pernah menjumpai danau itu berubah warna sebelumnya, tetapi ada legenda, cerita nenek moyang mereka, air berubah merah, kemudian hitam. Menurut legenda itu berarti perang.

Perubahan warna ini secara tentatif dikaitkan dengan perubahan cepat keadaan redoks air danau. Perubahan mungkin terkait dengan rasio SO2 / H2S dalam cairan hidrotermal. Ada pula yang mengusulkan bahwa perubahan tersebut karena adanya intrusi oksida-oksida besi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Begitulah fenomena-fenomena dari laut, sungai dan danau yang memerah. Pada dasarnya jika laut yang memerah, itu adalah blooming alga, sedangkan jika sungai yang memerah, biasanya adalah polusi manusia atau lumpur merah. Sedangkan jika danau yang memerah, biasanya adalah kadar garam yang tinggi, aktivitas vulkanik atau mikroorganisme.

Jadi apakah itu ada kaitannya dengan pertanda kiamat? Kiamat bisa terjadi kapan saja, besok, setahun lagi atau ratusan tahun lagi tak ada yang tahu kapan pastinya. Yang terpenting adalah bekerjalah seperti kiamat akan terjadi ribuan tahun lagi dan beribadahlah seakan kiamat akan terjadi esok hari


Baca juga:







Selasa, 29 September 2015

Hogweed Raksasa - Tanaman Beracun yang Invasif

Tumbuhan ini disebut hogweed raksasa dan dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 4 meter atau lebih. Bunga-bunga berwarna putihnya muncul cukup polos. Namun, ada bahaya yang bersembunyi di getah tanaman.

Bersembunyi di dalam batang dan tangkai tanaman ini adalah getah beracun yang bagaimanapun harus anda hindari. Hanya dengan terkena getahnya maka anda akan merasakan panas seperti terbakar pada kulit anda dan dalam beberapa kasus, kulit akan menderita luka bakar tingkat tiga.



Heracleum mantegazzianum, yang umumnya dikenal sebagai hogweed raksasa, adalah tanaman dalam keluarga Apiaceae. Tanaman ini fototoksik dan dianggap sebagai gulma berbahaya di banyak yurisdiksi. Hogweed raksasa adalah asli daerah Kaukasus dan Asia Tengah. Diperkenalkan ke Inggris sebagai tanaman hias di abad ke-19, dan juga telah menyebar ke banyak bagian lain Eropa, Amerika Serikat dan Kanada.

Getah hogweed raksasa menyebabkan phytophotodermatitis pada manusia, mengakibatkan lecet, luka tahan lama, Awalnya, warna kulit merah dan mulai gatal. Lepuh terbentuk seperti luka bakar dalam waktu 48 jam. Mereka membentuk bekas luka hitam atau keunguan yang dapat berlangsung beberapa tahun. Rawat Inap mungkin diperlukan. Jika getah mengenai mata, akan menyebabkan kebutaan. Reaksi serius ini karena turunan furocoumarin di daun, akar, batang, bunga, dan biji tanaman. Senyawa kimia ini dapat masuk ke dalam inti sel epitel, membentuk ikatan dengan DNA, menyebabkan sel-sel mati.


Jika Anda terkena getah tanaman ini, segera cuci bersih dengan sabun dan air. Dan karena getah beracun ini bereaksi dengan sinar matahari, lindungi bagian tubuh anda dari terkena sinar. karena sinar matahari mengaktifkan getah dan membuat luka bakar mengerikan.

Namun sayangnya, Anda tetap sensitif sehingga Anda bisa mendapatkan luka bakar di kemudian hari. Bahkan ketika mereka sudah sembuh, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun kemudian, Anda bisa mendapatkan luka bakar berulang.


Tanaman ini menyerupai hogweed yang umum (Heracleum sphondylium), Heracleum sosnowskyi atau taman angelica (Angelica archangelica).

Bagaimana kita mengidentifikasi hogweed raksasa? Ukuran tanaman adalah salah satu cara utama untuk membedakannya dari gulma yang serupa. Namun, sebelum tumbuh lebih tinggi dari manusia biasa, tanaman ini bisa terlihat seperti tanaman parsnip sapi (Heracleum maximum)  dan sepupunya, parsnip liar. Bunga-bunga dari hogweed raksasa terlihat lebih seperti payung. Sedangkan tanaman parsnip yang serupa bunga-bunganya jauh lebih datar.

Karena fototoksisitas dan sifat invasifnya, hogweed raksasa sering dimusnahkan. Di Inggris, ada larangan untuk menanam atau menyebabkan hogweed raksasa tumbuh di alam liar. Hogweed dikatagorikan sebagai gulma oleh pemerintah AS, dan karena itu ilegal untuk diimpor ke Amerika Serikat atau memindahkan antarnegara bagian tanpa izin dari Departemen Pertanian.




Baca Juga:





Foto-Foto 'Salju' Mematikan di Banglore India

Jika dilihat sekilas foto-foto dibawah ini seperti foto-foto salju atau hujan salju. Tapi ini bukan itu, karena foto-foto ini diambil di selatan kota tropis, Banglore, India yang tak pernah mengalami salju.



Sayangnya, yang terjadi sebenarnya jauh lebih buruk: apa yang tampak seperti salju sebenarnya busa putih berbahaya yang mengapung dan bertambah tinggi di danau terbesar di kota dan tumpah ke daerah sekitarnya.

Selama bertahun-tahun, Danau Bellandur seluas 3600 hektar, yang adalah danau di ibukota teknologinya India atau silicon valley nya India, Banglore, telah tercemar oleh bahan kimia dan limbah. Sayangnya, belum ada satupun teknologi yang menciptakan agar danau tersebut bebas dari pencemaran.

Seorang ahli IT bernama Debasish Ghosh telah mengambil gambar-gambar dari danau "busa putih yang berbahaya" selama sebulan. Berikut ini adalah pilihan dari gambar-gambarnya.


Polutan di sungai yang mengairi danau membentuk busa putih beracun yang menutupi air dan naik begitu tinggi hingga tumpah ke daerah sekitarnya.


Situasi semakin memburuk saat hujan. Ketika angin bertiup, busa beterbangan di udara.


Penduduk setempat mengatakan pemerintah tidak berbuat cukup untuk membersihkan danau. Mereka telah mengajukan petisi di pengadilan, mendesak tindakan - keluhan awal bertanggal kembali ke tahun 2000 - tapi tidak banyak yang terjadi.


Ghosh mengatakan busa memancarkan "bau yang tak tertahankan", dan penduduk lokal harus hidup dengan itu

Sebuah kemacetan lalu lintas di jalan yang tertutup busa dekat danau


Pada bulan Mei, danau terbakar pada dua hari yang terpisah. Api, kata para ilmuwan, disebabkan oleh limbah industri di dalam air, termasuk deterjen, minyak dan lemak.


Busa biasanya menyelimuti jalan utama yang menghubungkan bandara ke kota perbatasan, Hosur.


Baca Juga:





Sumber: bbc.com

Agate Lanskap - Batu yang Dilukis oleh Alam

Agate adalah bentuk kristal dari silika, utamanya terbuat dari kalsedon, jenis kuarsa yang terdiri dari mineral kuarsa dan moganite yang sangat halus. Agate terbentuk terutama di rongga-rongga batu vulkanik dengan pengendapan silika dari air tanah yang merembes melalui batu-batu. Secara bertahap lapisan-lapisan material silikat terbangun yang akhirnya mengisi rongga-rongga sepenuhnya.

Lapisan-lapisan sering memiliki perbedaan yang halus dalam kandungan mineral dan impuritas memberikan agate penampilan yang banded. Banding ini memberikan agate banyak warna yang menarik dan pola yang membuatnya menjadi batu permata populer.

Terkadang pola-pola ini menyerupai pemandangan alam yang akrab seperti gunung, langit, sungai dan pohon-pohon. Agate ini disebut "Agate Lanskap".



Sebuah Agate lanskap yang menyerupai lautan dengan awan rendah di cakrawala.

Matahari terbenam dibalik pepohonan

Agate Lanskap ini tampak seperti lukisan cat air sebuah desa. Apakah itu sebuah rumah di sebelah kanan?

Agate Lanskap yang menyerupai tanaman rawa Carboniferous tercermin dalam air keruh.








Pelukismu Maha Agung ... Siapa Gerangan .... Agate Agate, Ciptaan Tuhan



Baca Juga:







Source: hiddenunseen.blogspot.com

Isnin, 28 September 2015

NASA: Air Mengalir di Permukaan Mars Sesekali

Coretan-coretan atau garis-garis gelap di permukaan Mars adalah karya air cair asin, demikian pernyataan resmi dari NASA hari Senin 28 September 2015.


Di kawah Hale Mars, garis-garis gelap sepanjang 100 meter (coklat) dibentuk oleh air asin cair yang mengalir. Mereka muncul di musim hangat dan cepat memudar.

Pengamatan baru, yang dijelaskan dalam Nature Geoscience, memberikan bukti bahwa air cair sesekali mengalir di Mars. Mereka juga memecahkan misteri garis-garis gelap yang muncul dan menghilang secara musiman, yang disebut recurring slope lineae (RSL).

"RSL adalah salah satu bentang alam misterius Mars yang paling membingungkan" kata Bethany Ehlmann, seorang ahli geologi planet di Caltech.

Coretan-coretan gelap panjang, pertama kali terlihat pada tahun 2010 oleh Lujendra Ojha, yang saat itu sedang mempelajari gambar-gambar yang dikirim kembali ke Bumi dari kamera HiRISE, yang dipasang di Mars Reconnaissance Orbiter (MRO). Pada saat itu, katanya, ia tidak tahu betapa pentingnya pengamatan itu.

Setengah dekade kemudian, terbukti secara signifikan apa yang dia temukan sangat berharga. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berulang kali mengarahkan HiRISE ke lereng-lereng dan kawah-kawah Mars. Mereka bisa melihat bahwa coretan-coretan atau garis-garis gelap muncul, memanjang, dan menghilang selama musim hangat; dan mereka muncul setiap kali di tempat yang sama, di dekat khatulistiwa planet; dan mereka mengalir dari lereng-lereng curam dan dinding-dinding kawah.

"Fitur tersebut semua bisa dijelaskan jika itu adalah air yang merembes ke bawah lereng-lereng Mars dan membuat gelap permukaannya", kata Alfred McEwen dari University of Arizona. Hanya ada satu masalah: "Kami tidak punya deteksi langsung dari air," katanya. "Itu hanya tebakan terbaik kami."

Sekarang, sebuah tim telah mengkaitkan garis-garis gelap tersebut dengan garam-garam terhidrasi dalam empat area yang berbeda di mana garis-garis gelap tersebut muncul. Garam-garam disebut perklorat dan memiliki molekul air terperangkap dalam struktur kristal mereka.

"Kehadiran garam terhidrasi dalam aliran ini berarti bahwa garis-garis gelap terbentuk karena air yang mengalir disana belum lama," kata Ojha.

Lereng curam Coprates Chasma di Mars ditandai dengan garis-garis gelap yang disebut recurring slope lineae, yang para ilmuwan telah ketahui bahwa itu diciptakan oleh air asin yang mengalir.


Apakah Mars Berkeringat?
Sebuah pertanyaan besar pun muncul: Darimana air itu berasal? Salah satu kemungkinan adalah bahwa air garam tersebut berasal dari akuifer atau pencairan es bawah permukaan. Dengan kata lain dalam skenario ini, Mars pada dasarnya berkeringat, dengan air asin merembes dari pori-pori dan mengalir ke bawah lereng saat planet menghangat.

Air mungkin juga berasal dari atmosfer, yang merupakan hipotesis yang didukung oleh tim. Dalam skenario ini, garam permukaan menyerap uap air di atmosfer Mars.

"Jika kelembaban di atmosfer Mars cukup tinggi, garam perklorat akan menyerap air di atmosfer sampai garam larut membentuk larutan cair," kata Mary Beth Wilhelm NASA Ames Research Center.

Darimana pun sumbernya, tidaklah begitu mengherankan bahwa ada air di Mars. Lanskap Mars telah diukir oleh air miliaran tahun yang lalu ketika planet ini lebih hangat dan lebih berair. Armada pesawat ruang angkasa saat menjelajahi permukaan Mars terus menghasilkan data yang menunjukkan bahwa air pernah umum di Mars. (Pada tahun 2012, Curiosity rover menemukan bukti langsung yang menunjukkan bahwa air cair pernah mengalir di Mars di masa lalu.)

"Ketika kebanyakan orang berbicara tentang air di Mars, mereka biasanya berbicara tentang air kuno atau air beku. Sekarang kita tahu ternyata ada lebih banyak cerita. Ini adalah deteksi spektral pertama yang jelas mendukung hipotesis formai air cair untuk RSL."

Penemuan ini adalah yang terbaru dari banyak terobosan yang telah dilakukan oleh misi Mars NASA.

"Butuh beberapa pesawat ruang angkasa selama beberapa tahun untuk memecahkan misteri ini, dan sekarang kita tahu ada air cair di permukaan yang dingin dari planet padang pasir ini," kata Michael Meyer, ilmuwan Program Eksplorasi Mars NASA di Washington. "Tampaknya semakin banyak kita mempelajari Mars, semakin banyak kita belajar bagaimana kehidupan bisa didukung dan di mana ada sumber daya untuk mendukung kehidupan di masa depan."

Sebuah laut kuno pernah menutupi seperlima dari permukaan Mars, astronom menemukan dengan menghitung berapa banyak planet ini telah kehilangan air dari waktu ke waktu


Baca Juga: